SURYA ARDIANA

Sabtu, 28 Juli 2012

Cerpen


Selamat Ulang Tahun Arya

“Maafkan Ayah, Arya ” kata ayahku di telepon.
“Ayah masih punya banyak urusan disini nak" lanjut ayahku.

Aku mendadak lesu dan menutup telepon, aku pun merasa sedih di dalam hati karena ayahku tidak bisa pulang hari ini, padahal hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku berusaha menutupi rasa sedihku dan berangkat kesekolah.

Di sekolah aku hanya duduk malamun. tubuhku terasa tidak bertenaga untuk bergerak. Aku terus melamun memikirkan hal tadi, hingga bel tanda jam istirahat pun berbunyi aku masih duduk melamun dengan ekspresi yang agak sedih.

Tiba- tiba “Daaaaaaagg” seseorang memukul meja di depanku. Gila, aku terkejut setengah mati dibuatnya. Ternyata yang tadi memukul meja adalah teman akrabku Denny.

“ We, ngapain dari tadi bengong aja Ar?” tanyanya sambil tersenyum.
“Ah, enggak” sautku lesu.
“ke kantin yuk?” tanyanya sambil menarik tanganku.
           
Sebenarnya aku tidak mau, tapi Denny terus menarikku. Akhirnya aku mau diajaknya ke kantin. Di kantin aku tidak berbelanja, aku hanya diam melihat Denny memakan baksonya. Beberapa kali Denny berusaha untuk mengajakku makan, bahkan dia sampai-sampai ingin menraktirku. Tetapi aku tidak mau, Aku terus memaksa Denny agar segera menyelesaikan makanya dan kembali ke kelas.

Setelah bel tanda berakhirnya jam istirahat berbunyi , Aku dan Denny segera kembali  ke kelas. di kelas suasananya agak sedikit ribut, karena guru yang mengajar pelajaran kali ini sedang cuti melahirkan. Aku kembali duduk melamun dan tidak melakukan apa-apa.

Lagi-lagi aku dikejutkan kembali oleh Denny. Sepertinya terjadi sesuatu dengannya, ini terlihat jelas dari ekspresi mukanya yang begitu panik.

“Ar, lihat jamku ngak? ” ia bertanya sambil menepuk punggungku.
“Ah, engga Den” jawabku lesu.

Sepertinya Denny kehilangan jam tangan kesayangannya. jam itu adalah pemberian almarhum ayahnya pada saat ia berulang tahun 2 tahun lalu, dia sangat menyayangi jam itu karena jam itu adalah kado pertama dan terakhir dari ayahnya.

Sejenak aku melihat Denny mencari-cari jam itu di kelas, hingga ia pun melapor masalah ini ke ketua kelas. Teman-teman yang lainya segera ikut mencari jam tersebut, setelah diberitahu oleh ketua kelas. akan tetapi teman-teman tidak kunjung menemukan jam tersebut.

Denny pun berpikiran bahwa jam itu dicuri oleh seseorang, dengan muka yang panik, dia memeriksa satu persatu tas temannya. Dengan mengejutkan jam itu ada di dalam tasku, aku bingung kenapa jam itu ada di dalam tasku. Denny pun langsung marah dan membentak-bentak aku.

“Aku tak menyangka kau pencuri jam ku Ar” kata Denny
“ Ta, tapi aku tidak tahu kenapa jam itu ada di dalam tasku Den” sautku bingung
“Alaaah, dasar kau pencuri” denny membentak

            Denny tidak mau mendengarkan penjelasanku, Denny tampak marah dan tidak mau bicara denganku. Teman-teman yang lain juga tidak mau bicara denganku,  mereka hanya menatapku dengan tatapan curiga.

            Setelah bel pulang sekolah berbunyi, semua teman-temanku meninggalkan aku di kelas sendiri. Aku hanya duduk terdiam, sejenak aku berpikir mengapa aku sial sekali hari ini, pertama ayahku tidak bisa pulang hari ini, nah sekarang, aku di tuduh mencuri .
           
Betapa malangnya nasibku, aku tidak kuat menghadapi hal seperti ini, hingga sempat beberapa kali aku meneteskan air mata.

            Tiba-tiba dari pintu kelas aku dikejutkan  oleh sebuah lagu, lagu yang ingin sekali aku dengarkan hari ini.
“Selamat ulang tahun kami ucapkan…”  teman-temanku bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Tangisanku semakin menjadi, dari tangisan sedih berubah menjadi tangisan haru, tanpa pikir panjang aku pun langsung memeluk Denny.

“Maafkan kami Ar, sudah ngerjain kamu sampai nangis kayak gini, dan selamat ulang tahun ya Arya” ujarnya sambil tersenyum
“Kalian jahat, jahat, jahat!!!!” sautku sambil menangis memeluk erat Denny
“Makasih ya temen-temen”  sambil berteriak tersenyum

Aku bahagia sekali hari ini, meskipun Ayah tidak bisa hadir saat ulang tahunku hari ini, tapi aku masih punya teman-teman yang selalu berada di sisiku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar