Selamat
Ulang Tahun Arya
“Maafkan Ayah, Arya ”
kata ayahku di telepon.
“Ayah masih punya
banyak urusan disini nak" lanjut ayahku.
Aku mendadak lesu dan
menutup telepon, aku pun merasa sedih di dalam hati karena ayahku tidak bisa
pulang hari ini, padahal hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku berusaha
menutupi rasa sedihku dan berangkat kesekolah.
Di sekolah aku hanya
duduk malamun. tubuhku terasa tidak bertenaga untuk bergerak. Aku terus melamun
memikirkan hal tadi, hingga bel tanda jam istirahat pun berbunyi aku masih
duduk melamun dengan ekspresi yang agak sedih.
Tiba- tiba
“Daaaaaaagg” seseorang memukul meja di depanku. Gila, aku terkejut setengah
mati dibuatnya. Ternyata yang tadi memukul meja adalah teman akrabku Denny.
“ We, ngapain dari
tadi bengong aja Ar?” tanyanya sambil tersenyum.
“Ah, enggak” sautku
lesu.
“ke kantin yuk?”
tanyanya sambil menarik tanganku.
Sebenarnya aku tidak
mau, tapi Denny terus menarikku. Akhirnya aku mau diajaknya ke kantin. Di
kantin aku tidak berbelanja, aku hanya diam melihat Denny memakan baksonya.
Beberapa kali Denny berusaha untuk mengajakku makan, bahkan dia sampai-sampai ingin
menraktirku. Tetapi aku tidak mau, Aku terus memaksa Denny agar segera
menyelesaikan makanya dan kembali ke kelas.
Setelah bel tanda
berakhirnya jam istirahat berbunyi , Aku dan Denny segera kembali ke kelas. di kelas suasananya agak sedikit
ribut, karena guru yang mengajar pelajaran kali ini sedang cuti melahirkan. Aku
kembali duduk melamun dan tidak melakukan apa-apa.
Lagi-lagi aku
dikejutkan kembali oleh Denny. Sepertinya terjadi sesuatu dengannya, ini
terlihat jelas dari ekspresi mukanya yang begitu panik.
“Ar, lihat jamku
ngak? ” ia bertanya sambil menepuk punggungku.
“Ah, engga Den”
jawabku lesu.
Sepertinya Denny
kehilangan jam tangan kesayangannya. jam itu adalah pemberian almarhum ayahnya
pada saat ia berulang tahun 2 tahun lalu, dia sangat menyayangi jam itu karena
jam itu adalah kado pertama dan terakhir dari ayahnya.
Sejenak aku melihat
Denny mencari-cari jam itu di kelas, hingga ia pun melapor masalah ini ke ketua
kelas. Teman-teman yang lainya segera ikut mencari jam tersebut, setelah
diberitahu oleh ketua kelas. akan tetapi teman-teman tidak kunjung menemukan
jam tersebut.
Denny pun berpikiran
bahwa jam itu dicuri oleh seseorang, dengan muka yang panik, dia memeriksa satu
persatu tas temannya. Dengan mengejutkan jam itu ada di dalam tasku, aku
bingung kenapa jam itu ada di dalam tasku. Denny pun langsung marah dan
membentak-bentak aku.
“Aku tak menyangka
kau pencuri jam ku Ar” kata Denny
“ Ta, tapi aku tidak tahu kenapa jam itu ada di dalam
tasku Den” sautku bingung
“Alaaah, dasar kau
pencuri” denny membentak
Denny
tidak mau mendengarkan penjelasanku, Denny tampak marah dan tidak mau bicara
denganku. Teman-teman yang lain juga tidak mau bicara denganku, mereka hanya menatapku dengan tatapan curiga.
Setelah
bel pulang sekolah berbunyi, semua teman-temanku meninggalkan aku di kelas
sendiri. Aku hanya duduk terdiam, sejenak aku berpikir mengapa aku sial sekali
hari ini, pertama ayahku tidak bisa pulang hari ini, nah sekarang, aku di tuduh
mencuri .
Betapa malangnya
nasibku, aku tidak kuat menghadapi hal seperti ini, hingga sempat beberapa kali
aku meneteskan air mata.
Tiba-tiba
dari pintu kelas aku dikejutkan oleh
sebuah lagu, lagu yang ingin sekali aku dengarkan hari ini.
“Selamat ulang tahun kami ucapkan…” teman-temanku bernyanyi sambil bertepuk
tangan.
Tangisanku semakin
menjadi, dari tangisan sedih berubah menjadi tangisan haru, tanpa pikir panjang
aku pun langsung memeluk Denny.
“Maafkan kami Ar, sudah ngerjain kamu sampai nangis
kayak gini, dan selamat ulang tahun ya Arya” ujarnya sambil tersenyum
“Kalian jahat, jahat,
jahat!!!!” sautku sambil menangis memeluk erat Denny
“Makasih ya temen-temen”
sambil berteriak tersenyum
Aku bahagia sekali
hari ini, meskipun Ayah tidak bisa hadir saat ulang tahunku hari ini, tapi aku masih
punya teman-teman yang selalu berada di sisiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar