Anak Baru
Pagi Hari sebelum bel tanda jam pelajaran dimulai berbunyi,
Lisa dan Erlin siswi SMA Harapan Denpasar sedang asyiknya bercakap-cakap sembari
meyapu di kelas karena mereka berdua mendapat tugas piket pagi itu.
Lisa : “Lin,
kamu sudah buat PR Matematika?”
Erlin : “Ah?
PR apa?” (berhenti menyapu sejenak)”
Lisa : “Yang halaman 121 itu
loh, yang disuruh bikin segitiga-segitiga itu”
Erlin : “Yaaah, lupa aku Lis. Gimana
nih?”
Lisa : “Yah…” (ikut berhenti
menyapu)
Erlin : “Waduh gimana dong?
Mana gurunya galak banget, bisa dicaplok mentah-mentah aku.”
Lisa : “Ya udah, ntar habis
nyapu, contek aja PRku.” (melanjutkan menyapu)
Erlin : “Beneran? Aah makasih ya
Lis”
Lisa : “Iya - iya, benerin
nyapu gih”
Erllin : “Ngomong – ngomong
tadi di ruang guru aku lihat perempuan cantik banget, kayaknya dia anak
sekolahan tapi kok ga pakek seragam
kayak kita, siapa ya Lis?”
Lisa : “Oh, dia murid baru
pindahan dari Jakarta, katanya sih dia akan dipindakan ke kelas kita.”
Erlin : “Temen baru donk Lis.”
Lisa : “Mungkin aja”
Hardy : “Lin, Lisa cepetin nyapunya
udah mau bel ini.” (datang tiba - tiba)
Lisa : “Eh, ok ketua kelas.”
Erlin : “Ok – ok sayangku”
(melanjutkan menyapu)
Hardy : “Erlin, bisa gak berhenti manggil aku sayang.”
Erlin : “ihh sayangku marah.”
Hardy : “Tuh kan kumat si Erlin, ya
sudahlah.” (meninggalkan Erlin dan Lisa)
Bel tanda
dimulainya jam pelajaran pun berbunyi. Lisa, Erlin dan teman-teman yang lainnya
masuk ke ruangan masing. Semuanya berjalan dengan lancar kecuali pak guru yang
datang tiba-tiba dengan dibuntuti oleh seorang gadis yang cantik. Dia seperti
seorang pelajar akan tetapi dia tidak memakai seragam yang sama dengan
siswa-siswi SMA Harapan. Siapakah dia?
Hardy : “Berdiri!, Beri Hormat!” (semuanya
berdiri)
Semua Siswa: “Selamat pagi pak” (setelah memberi salam kemudian duduk)
Pak guru : “Selamat pagi
anak-anak, kali ini kita kedatangan teman baru dari Jakarta, sebelum
dipindahkan ke sekolah ini, ia bersekolah di SMA 1 Jakarta, ia dipindahkan
karena ayahnya dipindah tugas ke kota ini. Jadi Rina sekarang perkenalkan
dirimu.”
Rina : “Selamat pagi, Nama saya
Rina Violet, senang bertemu dengan kalian” (Gugup dan hanya menunduk)
Pak guru : “??... ya jadi
Rina silahkan duduk di bangku kosong di samping Silvia.” (menunjuk ke arah
Silvia)
Rina : “…” (Berjalan menuju
Silvia dan duduk di bangku kosong)
Rina : “Hai, namaku Rina”
(menjulurkan tangan ke Silvia)
Silvia : “…” (acuh tidak
menghiraukan Rina)
Rina : “eh?..” (bingung)
Pak Guru: “Baik anak-anak karena bapak sedang sibuk bapak berikan tugas
saja, kerjakan dalam waktu 30 menit, nanti kita periksa bersama” (menulis tugas
di papan)
Erlin : “stt.. stt.. Lis, Lisa
nyontek ya soalnya susah banget” (berbisik dengan Lisa)
Lisa : “Ah? Kerjain aja Lin!
Aku ga bisa, susah banget soalnya.” (berbisik dengan Erlin)
Pak guru pun
meninggalkan kelas, karena sedang ada tamu. Semuanya sibuk mengerjakan tugas
yang diberikan Pak guru, tak terkecuali Rina. Rina tampak santai dia
mengerjakan tugasnya dengan gampang. 38 menit kemudian Pak guru pun masuk ke
kelas kembali.
Pak Guru :
“Sudah selesai tugasnya anak-anak?”
Rina : “Sudah pak” (Rina saja
yang menjawab yang lain hanya terdiam dan melirik ke arah Rina)
Pak guru: “Owh Rina nampaknya sudah selesai, ayo Rina maju kedepan dan
tuliskan jawabanmu!”
Rina : “Ba.. baik pak” (gugup
karena malu)
Rina pun maju
ke depan kelas dan menulis apa yang ia kejakan. Pak guru terkagum-kagum dengan
apa yang di kerjakan Rina. Semua jawaban Rina benar. Erlin dan Lisa pun ikut
terkagum oleh apa yang di kerjakan Rina.
Pak guru:
“Kamu Hebat sekali ya Rina, semuanya tepuk tangan untuk Rina”
Erlin : “Anak itu hebat juga
ya Lis?” (bertepuk tangan untuk Rina)
Lisa : “Iya dia hebat sekali,
padahal soalnya yang dikasih susah-susah banget”
Bel tanda jam
istirahat pun berbunyi bersamaan ketika Rina duduk di tempat duduknya. Pak guru
mengakhiri jam pelajarannya dan meninggalkan ruangan. Rina hanya diam di tempat
duduknya karena belum tahu apa-apa dengan sekolah barunya.
Silvia : (tiba-tiba menghampiri
Rina) “ Eh kamu, mentang-mentang dari kamu Jakarta jangan sok deh, inget kamu
anak baru disini”
Rina : “I.. iya” (terkejut dan
hanya menunduk)
Erlin : “Udah-udah Sil, jangan
ganggu Rina” (menghampiri Silvia bersama Lisa)
Silvia : “…” (pergi meninggalkan
Rina tanpa sepatah kata)
Erlin : “Kamu ga di apa-apain
kan sama Silvia? Oh ya namaku Erlin dan ini temanku Lisa” (menunjuk ke arah
Lisa)
Rina : “Hai salam kenal aku
Rina”
Rina, Erlin,
dan Lisa pun berbincang-berbincang Dari sana, mereka bertiga menjadi semakin
akrab dan…
Lisa : “Oh ya Rin, kamu tinggal dimana”
Rina : “Di Jalan Semangka deket sini”
Erlin : “Wah kebetulan, Aku dan Lisa juga
tinggal di daerah sekitar sana"
Lisa : “Kalau begitu, gimana kalau nanti kita
jalan bareng pulang”
Rina : “Bneran?”
Erlin : “Iya”
Bel tanda jam
pelajaran kembali pun berbunyi. Rina, Erlin, dan Lisa kembali duduk ke
tempatnya masing-masing dan belajar kembali.
Tidak terasa
bel tanda pulang sekolah berbunyi. Sesuai janji mereka bertiga pulang
bersama-sama, akan tetapi di tengah jalan mereka melihat Silvia yang sedang
diganggu oleh dua orang preman.
Preman A :
“Ayo serahin uang kamu” (Menodong Silvia)
Silvia : “Ja.. ja.. jangan Bang!”
Preman B: “Serahin! Atau kamu akan…” (mengambil uang dan HP di tas
Silvia
Erlin : “Eh lihat! Itu
bukannya Silvia ya?” (menunjuk Silvia)
Lisa : “Iya itu Silvia, terus
cowok berdua itu siapa ya?”
Erlin : “Kayaknya dua orang
preman deh Lis”
Rina : “Tolong pegangin tasku”
(memberikan tasnya kepada Erlin)
Erlin : “Eh kamu mau kemana?”
Rina : “Mau menolong Silvia”
(Berlari ke arah Silvia)
Rina : “Balikin tas cewek ini!
Atau ini” (menggemgam dan
mengancungkannya ke preman)
Preman B: “Memang kamu siapa? Berani melawan kami”
Preman A: “Iya, mending kamu pulang, gadis kecil ga boleh ganggu urusan
orang dewasa”
Rina : “Hyaaaatttt!!!”
(menghajar preman)
Tanpa
basa-basi Rina menghajar kedua preman tersebut. Preman tersebut pun menyerah
dan mengembalikan tas milik Silvia.
Rina : “kamu ga apa-apa kan?” (mengembalikan tas
Silvia)
Silvia : “Makasih ya”
Lisa : (berlari ke arah Rina bersama Erlin) “
Rin Tadi..”
Rina : “Oh, dulu waktu SMP aku pernah belajar
karate sedikit”
Erlin : “Rin kamu hebat sekali tadi, dua preman
di babat habis”
Silvia : “Oh ya, namaku Silvia, maaf tadi pagi…”
Rina : “Ga apa-apa kok”
Silvia : “Tapi…”
Rina : “Iya ga apa-apa”
Lisa : “Sudah-sudah gimana kalau kita pulang
bareng”
Silvia : “Ayo…!!”
Erlin : “Hore…!! Kayaknya makin seru nih”
Sejak kejadian
itu mereka berempat menjadi sahabat yang sangat akrab. Silvia yang pemarah
menjadi sekarang menjadi sedikit periang. mereka selalu bersama dalam suka
maupun duka. Itulah pengalaman Rina menjadi Anak Baru di SMA Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar